Patofisiologi Tuberkulosis Ekstrapulmoner
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun TB paling sering menyerang paru-paru, infeksi ini juga dapat menyebar ke organ lain dalam tubuh, yang dikenal sebagai tuberkulosis ekstrapulmoner (TB Ekstrapulmoner).
Patofisiologi TB Ekstrapulmoner
Patofisiologi TB Ekstrapulmoner mirip dengan TB pulmoner. Bakteri Mycobacterium tuberculosis memasuki tubuh melalui saluran pernapasan dan mencapai paru-paru. Di paru-paru, bakteri ini dapat tetap tidak aktif selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala.
Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, bakteri dapat mengaktifkan kembali dan mulai bereplikasi, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis kemudian dapat menyebar ke organ lain melalui aliran darah, limfatik, atau langsung melalui jaringan yang berdekatan. Ketika bakteri mencapai organ lain, mereka menyebabkan reaksi inflamasi dan pembentukan granuloma, yang merupakan massa jaringan yang mengandung sel-sel imun dan bakteri.
Granuloma ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan gangguan fungsi organ.
Manifestasi Klinis TB Ekstrapulmoner
Lokasi TB ekstrapulmoner tergantung pada organ yang terkena. Berikut adalah beberapa manifestasi klinis TB ekstrapulmoner:
- Tuberkulosis Pleura: Peradangan pada selaput yang membungkus paru-paru (pleura), menyebabkan nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas.
- Tuberkulosis Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
- Tuberkulosis Tulang dan Sendi: Nyeri, bengkak, dan keterbatasan gerakan pada tulang atau sendi, terutama di tulang belakang.
- Tuberkulosis Ginjal: Nyeri punggung, darah dalam urin, dan demam.
- Tuberkulosis Perut: Nyeri perut, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
- Tuberkulosis Otak dan Meninges: Sakit kepala, kejang, kaku kuduk, dan gangguan kesadaran.
- Tuberkulosis Kulit: Luka atau benjolan pada kulit.
Faktor Risiko TB Ekstrapulmoner
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko TB ekstrapulmoner meliputi:
- Sistem imun yang lemah: Orang dengan HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal kronis, kanker, dan penggunaan imunosupresan.
- Penyalahgunaan alkohol dan narkoba: Menyebabkan penurunan sistem imun.
- Usia lanjut: Sistem imun lebih lemah.
- Paparan tuberkulosis: Berada di lingkungan yang banyak penderita TB.
Diagnosis TB Ekstrapulmoner
Diagnosis TB Ekstrapulmoner didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan mikrobiologis: Biakan dahak, urin, atau cairan tubuh lainnya untuk mencari Mycobacterium tuberculosis.
- Pemeriksaan radiologis: Foto rontgen, CT scan, atau MRI untuk melihat perubahan pada organ yang terkena.
- Pemeriksaan histopatologis: Biopsi jaringan untuk mencari granuloma dan bakteri.
- Pemeriksaan laboratorium: Uji darah untuk mendeteksi antibodi terhadap Mycobacterium tuberculosis.
Pengobatan TB Ekstrapulmoner
Pengobatan TB Ekstrapulmoner melibatkan penggunaan kombinasi obat antituberkulosis selama beberapa bulan. Lama pengobatan tergantung pada lokasi TB Ekstrapulmoner dan respon tubuh terhadap pengobatan.
Kesimpulan
TB Ekstrapulmoner adalah bentuk TB yang dapat menyerang berbagai organ di tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan gangguan fungsi organ. Penting untuk mendiagnosis dan mengobati TB Ekstrapulmoner secara tepat waktu untuk mencegah komplikasi yang serius.